Bukan hanya perusahaan teknologi luar negeri yang ingin bermain di pasar digital Indonesia, pada kenyataannya saat ini juga semakin banyak perusahaan dalam negeri yang turut bersaing memanfaatkan besarnya potensi konsumen digital Indonesia. Termasuk dalam lini layanan streaming musik, belum lama muncul kabar akan datangnya sebuah startup baru yang diberi nama Gempita.
Gempita merupakan layanan online besutan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama dengan perusahaan telekomunikasi Telkom. Mengedepankan keunggulan musik lokal, dan juga kemudahan untuk para penikmat musik dalam negeri, Gempita berharap mampu bersaing dengan banyak penyedia jasa lain.
Namun, dari rencana semula yang menargetkan tahun 2016 sebagai waktu rilis layanan startup tersebut, hingga saat ini Gempita masih belum juga mengudara. Ternyata masih ada beberapa masalah terutama yang berkaitan dengan sistem royalti untuk para musisi yang tergabung dalam layanan tersebut.
Pengaturan Nilai Royalti
Mengenai permasalahan ini, konfirmasi disampaikan oleh Deputy Chairman for Infrastructure Bekraf, Heri Sungkari yang menyatakan bahwa saat ini memang terdapat penundaan rilis layanan Gempita. Penundaan ini dikaitkan dengan masalah utama yakni royalti atau nilai pembagian keuntungan antara pihak pemilik layanan dengan pelaku musik yang bergabung dengan Gempita.
Berbeda dengan industri musik konvensional dimana para pelaku musik bisa langsung mengetahui jumlah royalti berdasarkan kesepakatan dan juga penjualan album, dalam bisnis digital hal tersebut belum bisa dilaksanakan dengan mudah.
Artikel lain: Inilah 8 Layanan Streaming Musik Online yang Kini Beroperasi Di Indonesia
Bagi pengembang Gempita sendiri, harapan yang ingin di raih adalah mampu memberikan data yang akurat dan juga transparan terkait dengan jumlah musik yang telah diakses oleh pengguna. Data semacam ini nantinya akan disampaikan secara komprehensif kepada para pemilik lagu ataupun pemusik yang bergabung dengan Gempita.
“Kalau di industri yang biasanya jual musik secara fisik, mereka justru percaya-percaya saja ke pihak produser, berapa keping yang dijual. Nah, ini enggak bisa berlaku di dunia digital,” ujar Heri.
Kesulitan Bekerjasama Dengan Label Besar
Terkait dengan masalah di atas, sebagai layanan streaming musik online tentunya Gempita akan berkolaborasi dengan banyak label musik serta produser yang menaungi banyak musikus Indonesia. Dalam hal ini, tak jarang pulang ada beberapa label besar yang menolak untuk bekerja sama karena beberapa alasan tertentu.
Menurut Heri hal tersebut bisa dibilang wajar karena memang bagi sebuah label musik besar, distribusi musik secara digital nyatanya mampu mengurangi potensi keuntungan yang bisa didapat. Terlebih dengan maraknya aksi penyebaran file secara tidak resmi, menjadi masalah tersendiri bagi pemilik hak cipta karya digital seperti musik, film atau sejenisnya.
Namun, untuk mengatasi hal tersebut Gempita sudah menyiapkan sejumlah cara agar nantinya tetap bisa menjalankan layanan musik yang berkualitas. Cara tersebut adalah menjalin kerjasama dengan musikus indie. Berbeda dengan pelaku industri musik yang bergabung dengan label besar, musikus indie umumnya jauh lebih fleksibel dalam menjalin kerjasama.
Heri yakin bahwa trend penikmat musik tidak lagi didominasi oleh mereka yang telah bekerjasama dengan label mayor. Bahkan beberapa musikus indie bahkan juga ada yang mampu mendapat perhatian besar dari masyarakat.
Heri memberikan contoh salah satu penyanyi solo wanita populer Raisa, saat ini juga sudah menjajal jalur indie dengan tidak bergabung dengan label besar. Inilah yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan potensi layanan musik secara digital.
Namun tentunya, hal ini bukan berarti yang bisa bergabung dengan Gempita adalah pelaku musik indie saja. Jika nantinya, semua peraturan yang di tetapkan dapat berjalan dengan baik, maka semuanya bisa bergabung dengan Gempita.
Baca juga: KlikMusik ~ Streaming Musik Online Lebih Mudah dan Menyenangkan
Pihak pengembang menjanjikan, dalam waktu secepatnya akan segera mengkaji ulang sistem pembagian royalti serta mekanisme yang berkaitan dengan itu semua, agar para pelaku industri musik termasuk juga produser dan label rekaman merasa nyaman untuk bekerja sama dengan Gempita.
Terkait dengan teknologi dari layanan Gempita, pihak pengembang mengaku sudah siap termasuk untuk layanan berbasis itu serta aplikasi yang akan diusung. Jadi kita tunggu saja, seperti apa nantinya layanan ini ketika dirilis secara resmi.